Inilah Pengoptimalan BOR (Bed Occupation Rate) Rawat Inap

SIMRS – Dalam meningkatkan pelayanan, rumah sakit tentu membutuhkan solusi yang tepat supaya Bed Occupation Rate rawat inap bisa menjadi lebih optimal. Apalagi berdasarkan kabar yang dihimpun dari CNB Indonesia disebutkan jika level bed occupation rate di Indonesia mencapai 63,66%. Padahal standar maksimal yang ditetapkan oleh WHO ialah 60%.

Lantas apa sebenarnya bed occupation rate dalam bangsal rawat inap rumah sakit? Bagaimana cara untuk mengoptimalkan penggunaannya?

Pengertian Bed Occupation Rate

Dalam industri pelayanan kesehatan, bed occupation rate merujuk terhadap rasio yang menggambarkan persentase dari penggunaan tempat tidur pada bangsal rawat inap yang ada di rumah sakit. Pada umumnya BOR diukur berdasarkan jumlah yang terisi dalam periode tertentu. Semakin tinggi persentase yang ditunjukkan,maka akan semakin tinggi pula jumlah pasien rawat inap di suatu rumah sakit.

Disamping itu, BOR juga menjadi salah satu dari 4 parameter pengukuran grafik Barber Johnson. Yang menyajikan data visual yang berkaitan dengan efisiensi dari 2 sudut pandang, yakni medis dan ekonomi. Oleh sebab itu, keberadaan dari bed occupation rate yang terukur menjadi aspek yang penting untuk bisnis pelayanan kesehatan yang Anda kelola.

Faktor yang Mempengaruhi Bed Occupation Rate

Setelah mengetahui pengertian dari bed occupation rate (BOR), selanjutnya Anda juga perlu mengetahui terkait dengan apa saja faktor yang bisa mempengaruhi tingkat BOR yang belum sesuai dengan standar di  rumah sakit. Adapun beberapa faktor tersebut bisa dibedakan kedalam 5 kategori, yakni sebagai berikut:

Sumber daya manusia

Ketersediaan staf yang bisa melayani pendaftaran akan berpengaruh terhadap optimalisasi pendaftaran pasien.

Ketersediaan sarana dan prasarana

Keberadaannya yang kurang lengkap bisa membuat pasien ragu dalam menjalani rawat inap di rumah sakit yang tengah Anda kelola.

Prosedur yang belum terstandarisasi

Ini juga menjadi faktor lain yang bisa berpengaruh terhadap tingkat BOR, sebab pasien cenderung memilih prosedur pengobatan yang sudah teruji.

Peralatan dan perlengkapan

Misalnya dalam hal ini, alat cuci darah, serta perlengkapan lainnya yang bisa menunjang pelayanan pasien dengan lebih baik.

Baca Juga: Tahukah Anda Emergency Severity Index untuk Triase di IGD?

Modal atau investasi

Tidak semua rumah sakit mempunyai pendanaan yang memadai dalam menjadikan bangsal rawat inap yang sesuai standar, itulah mengapa faktor ini tidak kalah penting.

Solusi  Mengoptimalkan Bed Occupation Rate

Didalam manajemen rumah sakit, terdapat solusi tepat yang bisa Anda manfaatkan dalam meningkatkan efisiensi serta efektivitas dari penggunaan tempat tidur di bangsal rawat inap. Solusi tersebut dikenal dengan sebuatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), yang memang sudah cukup lama dikenal didalam industri pelayanan kesehatan.

Kini ada banyak vendor yang menyediakan solusi SIMRS untuk rumah sakit, tetapi tidak semuanya mempunyai fitur untuk manajemen tempat tidur untuk kebutuhan pasien yang melakukan rawat inap.

Anda bisa menggunakan SIMRS yang telah dilengkapi modul untuk dapat mengetahui ketersediaan tempat tidur secara real time. Dengan demikian, manajemen rumah sakit bisa mengoptimalkan penggunaan tempat tidur untuk melakukan rawat inap.  Dengan solusi tersebut, tentunya bisa berpengaruh terhadap bed occupation rate pada rumah sakit yang tengah Anda kelola. Cash flow rumah sakit juga bisa meningkat karena penggunaan tempat tidur yang menjadi lebih optimal.

PT Adwa Info Mandiri merupakan penyedia jasa Sistem Informasi serta aplikasinya untuk rumah sakit serta klinik yang ada di seluruh wilayah Indonesia dengan nama ICHA (Indonesian Clinic and Hospital Asset). Dengan SIMRS ICHA, pelayanan kesehatan jauh lebih mudah dan nyaman. Berikut adalah fitur unggulan dari Sistem Informasi Manajemen RS ICHA:

  1. Berbasis Web
  2. Sistem Notifikasi User
  3. E-mail System
  4. Radiologi
  5. Laboratorium
  6. Sistem pendaftaran pasien baru berbentuk KIOS yang terintegrasi langsung dengan antrian
  7. ICHA mendukung integrasi dengan system BPJS Kesehatan (SEP-Surat Eligibilitas Peserta)
  8. Mendukung integrasi penetapan tarif dan tagihan dengan aplikasi Bina Upaya Kesehatan
  9. Laporan RL
  10. Integrasi dengan interfacing alat laboratorium
  11. Sistem antrian yang berupa film dan bisa digunakan sebagai media iklan ataupun promosi
  12. PACS (Picture Archiving and Communication System) for DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine) – DCM4CHEE
  13. E-Resep yang terintegrasi dengan system antrian apotek / farmasi
  14. Pencatatan jasa layanan dengan multi tarif, berdasarkan penjamin, kelas perawatan

Demikian banyaknya fitur yang disajikan oleh SIMRS (Sistem Manajemen Rumah Sakit) ICHA pastinya akan sangat membantu siapapun yang bekerja di Rumah Sakit dan Klinik Anda. Tidak hanya anggota Rumah Sakit tetapi juga dapat memudahkan pasien yang akan berobat di Rumah Sakit dan Klinik Anda. Hubungi kami sekarang juga untuk mendapatkan sistem manajemen Rumah Sakit yang memudahkan Anda mengelola Rumah Sakit dan Klinik!